Ketika bulan Ramhadhan datang, Rasul Salallahualaihiwassalam senantiasa memberikan taushiah
(nasehat) dan bimbingan mengenai Ramadhan dan puasa. Beliau memberi
kabar gembira atas kedatangan Ramadhan kepada para shahabat dan umatnya
dengan menjelaskan berbagai keutamaan bulan Ramadhan. Tujuannya adalah
untuk memberi motivasi bagi para sahabat dan umat Islam lainnya untuk
semangat melakukan ibadah dan amal shalih (kebaikan) pada bulan
berkah ini. Oleh karena itu, topik ini menjadi penting untuk
dibicarakan, agar kita termotivasi untuk meraih berbagai keutamaan
Ramadhan.
Bulan Ramadhan dijuluki dengan sebutan sayyidusy syuhur
(penghulu bulan-bulan). Dinamakan demikian karena Bulan Ramadhan
memiliki berbagai keutamaan tersendiri yang tidak dimiliki oleh bulan
lainnya. Di antara keutamaannya yaitu:
- Ramadhan merupakan syahrul Quran (bulan Al-Quran). Diturunkannya Al-Quran pada bulan Ramadhan menjadi bukti nyata atas kemuliaan dan keutamaan bulan Ramadhan.
- Ramadhan merupakan syahrun mubarak (bulan keberkahan), sebagaimana sabda Rasul saw, “Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan puasa kepada kalian..”. (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi).
- Bulan Ramadhan pintu-pintu surga terbuka dan pintu-pintu neraka tertutup serta syaithan-syaithan diikat. Rasulullah saw bersabda, “Apabila masuk bulan Ramadhan maka pintu-pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan syaithan-syaithan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka pada bulan ini kita digalakkan untuk memperbanyak ibadah sunnat dan amal shalih, agar kita dapat masuk surga.
- Ramadhan adalah sarana bagi seorang muslim untuk berbuat kebaikan dan mencegah maksiat. Kemudian ada seorang (malaikat) penyeru yang memanggil: “Wahai pencari kebaikan, bergembiralah! Wahai para pencari kejahatan, tahanlah!”. (HR. At-Tirmizi, Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah).
- Ramadhan bulan maghfirah (pengampunan dosa). Allah Swt menyediakan Ramadhan sebagai fasilitas penghapusan dosa selama kita menjauhi dosa besar. Nabi saw bersabda: ”Shalat lima waktu, Jum’at ke Jum’at dan Ramadhan ke Ramadhan menghapuskan dosa-dosa di antara masa-masa itu selama dosa-dosa besar dijauhi”. (HR. Muslim).
- Ramadhan bulan itqun minan nar (pembebasan dari Api neraka). Setiap malam di bulan Ramadhan Allah membebaskan hamba-hamba yang dikehendaki dari api neraka. Rasulullah saw bersabda, “Dan Allah membebaskan orang-orang dari api neraka pada setiap malam.” (HR. At-Tirmizi, Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah).
- Bulan Ramadhan terdapat Lailatul Qadar yang nilai kebaikan padanya lebih baik dari seribu bulan. Allah berfirman: “Dan Tahukah kamu lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan.” (Al-Qadar: 2-3). Rasul saw bersabda: “Pada bulan Ramadhan ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang dihalangi kebaikannya padanya, maka rugilah dia” (H.R. Ahmad,An-Nasa’i & Baihaqi).
Mengingat berbagai keutamaan Ramadhan tersebut di atas, maka sangat
disayangkan bila Ramadhan datang dan berlalu meninggalkan kita begitu
saja, tanpa ada usaha maksimal dari kita untuk meraihnya dengan
melakukan berbagai ibadah dan amal shalih.
Diakhir catatan kecil saya ini, ada kisah menarik yang perlu kita sama-sama renungkan. Dan kali ini saya akan tetap menyebutkan judul aslinya, yaitu: "Jangan remehkan kebaikan skecil apapun..."
Selamat menyimak.......
Ketika sore sepulang kerja seorang suami melihat isteri yang tertidur
pulas karena kecapekan bekerja seharian di rumah. Sang suami mencium
kening isterinya dan bertanya, ‘Bunda, sudah shalat Ashar belum?’
Isterinya terbangun dengan hati berbunga-bunga menjawab pertanyaan
suami, ‘sudah ayah.’ Isterinya beranjak dari tempat tidur mengambil
piring yang tertutup. Sore itu isterinya memasak kesukaan sang suami.
‘Lihat nih, aku memasak khusus kesukaan ayah.’ Piring itu dibukanya, ada sepotong kepala ayam yang terhidang untuk dirinya.
Sang suami memakannya dengan lahap dan menghabiskan. Isterinya
bertanya, ‘Ayah, kenapa suka makan kepala ayam padahal aku sama
anak-anak paling tidak suka sama kepala ayam.’ Suaminya menjawab, ‘Itulah
sebabnya karena kalian tidak suka maka ayah suka makan kepala ayam
supaya isteriku dan anak-anakku mendapatkan bagian yang terenak.’
Mendengar jawaban sang suami, terlihat butir-butir mutiara mulai menuruni pipinya. Jawaban itu menyentak kesadarannya yang paling dalam. Tidak pernah dipikirkan olehnya ternyata sepotong kepala ayam begitu indahnya sebagai wujud kasih sayang yang tulus kecintaan suami terhadap dirinya dan anak-anak. ‘Makasih ya ayah atas cinta dan kasih sayangmu.’ ucap sang isteri. Suaminya menjawab dengan senyuman, pertanda kebahagiaan hadir didalam dirinya.
Mendengar jawaban sang suami, terlihat butir-butir mutiara mulai menuruni pipinya. Jawaban itu menyentak kesadarannya yang paling dalam. Tidak pernah dipikirkan olehnya ternyata sepotong kepala ayam begitu indahnya sebagai wujud kasih sayang yang tulus kecintaan suami terhadap dirinya dan anak-anak. ‘Makasih ya ayah atas cinta dan kasih sayangmu.’ ucap sang isteri. Suaminya menjawab dengan senyuman, pertanda kebahagiaan hadir didalam dirinya.
Kita seringkali mengabaikan sesuatu yang kecil yang dilakukan oleh
sosok ayah kita, namun memiliki makna yang begitu besar, di dalamnya
terdapat kasih sayang, cinta, pengorbanan dan tanggungjawab.
Semoga cerita diatas bisa kita ambil hikmahnya, dengan mencintai setulus hati ayah yang telah berkorban untuk anak dan isterinya. Dan sekaligus ini menjadikan kisah inspiratif yang akan menjadikan lebih bermakna lagi buat kita dalam menjalankan ibadah Shaum Ramadhan. Semoga......
Yu....sampai jumpa lagi di lain kisah. Salaaam.......