Sabtu, 17 Agustus 2013

Ya Rabb....Merdekakan Kami dalam kesusahan hati....



 photo rain-1YPD4-10J-normal_zps42b2ce03.gif


Subhanallah..... Rasanya susah mata ini dipejamkan. Rasa lelah, letih yang tadi siang terasa, seolah-olah hilang begitu saja untuk menina bobokan raga ini dalam pangkuan kehangatan selimut yang ada diatas pembaringan.
Dalam keheningan malam jam dinding menunjukkan pukul 00.06 WIB pas dengan hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2014, saya tiba-tiba jadi teringat akan kisah pertemuan beberapa tahun yang lalu ( kira-kira 5 tahun silam ) dengan seorang Bapak Tua Renta di depan warung dekat rumah sepulang dari tempat kerja. Hilang sudah rasa ngantuk ini....
  

Akhirnya...kulangkahkan kaki dari tempat pembaringan menuju komputer yang ada disebelah kamar tidur. Aku mencoba membuka kembali Blog yang sudah lama tidak pernah lagi terasa keberadaannya. Aku mulai mainkan jari tangan ini pada keyboard, dan jadilah teman menjelang rasa ngantuk ini kan datang kembali. Begini ceritanya.....



Singkat cerita, saya sapa Bapak Tua tadi karena seperti ada beban pikiran di raut wajahnya. ...." Pak ...habis belanja ya....? iya Cep (panggilan Bapak terhadap saya ketika itu). Kenapa ko belanja sendiri...? memang ngga ada yang bisa di suruh gitu...? engga Cep, Bapak dirumah sendirian...( Bapak menjawab sambil kelihatan wajahnya agak sedih dan kehilangan sesuatu ), saya pikir mungkin Bapak ini sudah pikun. Tapi tiba-tiba dia melanjutkan berbicara lagi padahal saya belum bertanya. Iya....Cep, Bapak dirumah sendirian, sebetulnya Bapak punya anak sudah menikah semua. Dulu disini mereka tinggal semua bersama, tapi setelah berumah tangga mereka pergi masing-masing bersama keluarganya. Terus memang Bapak ngga ada yang nemenin gitu di sini....? Cep...Rumah Bapak tiap malam tidak pernah dikunci.(Sahut Bapak srentak)... Kenapa Pak....? nanti gimana kalau ada penjahat yang mau mencuri masuk rumah...? Cep.....Bapak tidak takut sama pencuri, yang Bapak takutkan kalau tiba-tiba Bapak meninggal......(raut wajah Bapak mulai menampakkan kesedihannya). Subhanallah...kenapa Bapak ko berpikir seperti itu....? ia Cep....Bapak tidak mau nyusahin orang nanti dan supaya mereka jadi lebih cepat tahu kalau Bapak meninggal. Allahuakbar...Bapak, memang anak dan istri Bapak pada kemana gitu...? Nda tahu Cep....sampai sekarang pun Bapak nggak pernah ketemu mereka sudah lama...... Saya merunduk...tak tega melihat mimik wajah Bapak yang begitu memelas. dan saya pun ngga berani menanyakan kemana Istrinya.
Setelah itu pembicaraan terputus oleh suara azan maghrib yang berkumandang dekat rumah ku yang mulai mengusik hati untuk tega hati meninggalkan si Bapak dalam kesedihan.




Ya Allah.....Sanggup kah jika suatu hari nanti saya akan menjadi seperti Bapak tadi....anak-anakku sudah mulai merangkak dewasa. Kadang kehawatiran itu sudah mulai terasa, ketika ungkapan cinta dan kasih sayang menjadikan hampa terasa olehnya, akibat dari sikap kita yang mungkin dirasakan salah oleh anak-anakku. Ya Rabb....kadang cara saya sebagai orang tua dalam memperlakukan anak tidak banyak berubah seperti ketika anak-anakku masih kecil, padahal mereka sudah pada dewasa, Mungkin mereka sudah tidak mau lagi diperlakukan seperti dulu.

Ya Allah.....jauhkan keresahan hati ini dari ketakutan ku rubahnya kasih sayang jadi kebencian.

Nasihat dan ungkapan kasih terasa sudah tidak lagi menjadikan sesuatu penghangat jiwa hubungan batin anak dengan orang tua, malah mungkin menjadikan beban pikiran baginya.
Kadang, hati ini jadi ragu untuk mencurahkan kasih sayang...karena ada rasa khawatir, kasih sayang yang saya berikan menjadi salah arti buat mereka. Kalau saya rasakan, bahwa kasih sayang itu cenderung terwujud dalam pujian dan pembenaran yang tidak benar. Tapi ketika mereka salahkan, seolah-olah itu tidak mau mereka terima...bahkan kembali kesalahan itu seolah-olah didesakkan ke diri kita sebagai orang tuanya.




Ya Allah.....berikan kemudahan jalan agar saya dapat menjadi Orang Tua yang dapat di cintai anak-anakku....dan jadi panutan buat masa depannya ketika merekapun suatu saat nanti akan menjadi orang tua bagi anak-anaknya. dan tetap terus mencintai saya sebagai orang tuanya.

Ya Rabb.....Anak-anakku masih butuh binbinganku, mudahkan jalan agar setiap curahan kasih sayang dan nasihatku di sisa hidup ini menjadikan penerang hati dalam menghadirkan kehangatan hubungan tali kasih diantara kami semua.



Ya Rabb...Merdekakan Kami dalam kesusahan hati.....Ikatkan terus tali kasih ini sampai akhirnya Kami bertemu di SorgaMu......Amin.